Halaman

Rabu, 11 April 2012

My ways to be jilbaber


      The ways to be jilbaber

H
ari demi hari aku tumbuh menjadi wanita dewasa yang beragama islam karena keturunan. Aku tak begitu mengenal akan isalam agamaku. Apalagi dengan semua larangan dan peraturan islam. Yang aku kenal adalah hanya sebates shalat,mengaji,berpuasa dan hal-hal yang mengenai keseharian. Suatu ketika, dimana saat itu aku baru duduk dibangku sekolah menengah pertama yang merupakan saat pertama kali aku menggunakan kerudung. Kurudung itu ku gunakan bukan karena keinginanku melainkan karena kewajiban disekolahku untuk wanita muslim menggunakan kerudung. Aku tak pernah mencoba untuk memahami makna berkerudung apalagi aturan menggunakan kerudung.
Di pagi yang indah dengant sekolah. Namun ketika keluar dari pintu rumah, merupakan skarena menggunakan mencegat keberangkatan ku begitu lebar, kelihatan tersebut karena ku ksehingga membuat rambutku yang  seribu bahasa.
Kenyataan perkataan kakakku tadi. Sepanjang hari di pertanyaan kakakku itu. Setelah tiba di rumah aku meminta pada ibuku untuk pergi memotong rambut. Sungguh aku malu sekali dengan pertanyaan itu. Sejak kejadian pagi itu aku tak pernah lagi membiarkan rambutku dibelakang kelihatan. Karena hal tersebut juga aku lebih tertarik dan penasaran dengan jawaban pertanyaan kakak tadi.
Aku adalah anak pertama di keluargaku, sehingga aku aku tak punya kakak untukku bertanya atau bisa ku jadikan contoh. Namun, aku memiliki begitu banyak saudara sepupu. Mereka semua adalah rata-rata seorang yang berjilbab besar. Suatu ketika aku bertanya kepada salah satu kakak sepupuku. Aku berkata” kak kenapa sih kakak menggunakan jilbab yang sangat besar? Apa kakak tidak kepanasan?” lalu kakak ku dengan senyum yang sangat manis menjawab “ adindaku sayang fungsi jilbab itu adalah menutupi aurat khususnya rambut. Namun, menggunakan jilbab itu ada syaratnya salah satunya kain jilbab harus menutupi dada dan menggunakan jilbab ndak panass kok karena jilbab itu punya ac alami hehe”. Jawaban yang ku cari selama ini. Dan sekarang aku tahu kenapa kakak ku bertanya seperti itu.
Mulai saat itu aku berusaha untuk mengerti dan memperaktikannya. Dulunya aku yang selalu membeli aksesori untuk menghiasi rambutku dan menggunakan pakaian ala anak gaul yang sedang in.  yang dimana biasanya jika lewat di depan gerombolan cowok selalu mendapatkan siulan dan tak jarang dihampiri untuk diajak berkenalan. Namun semenjak hari itu aku bertekat untuk menutupi mahkotaku dan berusaha menyumbang baju-baju yang sepantasnya untuk adik-adikku. Hidupku serasa berubah ada sebuah kedamaian dan kenymanan yang aku temukan. Yang sekarang jika lewat di depan gerombolan cowok selalu mendapatkan doa dengan diucapkan salam dan tak satu pun berani mendekati apalagi kenalan.
Usiakupun semakin bertambah, dan saatnya aku untuk meninggalkan SMP dan melanjutkan ke sekolah menengah atas. Saat itu ada satu sekolah yang menjadi impianku selam di SMP. Karena  sekolah itu adalah sekolah satu-satunya yang memiliki kualitas tinggi dan yang paling membuatku tertarik adalah sekolah tersebut memiliki ekstrakurikuler remaja mushola yang sangat luar biasa dan kakak-kakak ku bisa jadi jilbaber karena mereka ikut di sana. Namun, sangat menyedihkan ketika pertama kaliku menginjakkan kakiku di sekolah tersebut. Kenyataan yang ku dapat nilai UNku tidak mencukupi untuk aku bisa masuk di sana. Aku berjalan menelusuri jalan kota praya dengan wajah kecewa. Aku merasa jalanku telah ditutup untuk menjadi seperti kakak-kakakku itu. Akhirnya aku terpaksa terdampar disekolah yang  tak pernah sebelumnya aku bayangkan untuk masuk ke sana.
Hari demi hari aku lewati disana dan melupakn tekatku untuk berusaha menjadi seprti kakak-kakakku. Setelah aku memasuki sekolah itu, ternyata ada juga remaja musholanya dan aku adalah orang pertama yang mendaftarkan diri. Dengan penuh semngat aku mengikutinya. Namun apa remus disana tidaklah aktif dan akhirnya akuu benar-benar merasa sudah tak tahu harus bagaimana.lingkungan disana adalah lingkungan dimana bersaing untuk menjadi yang paling gaul bukan bersaing merebut ridho Allah SWT. Ketika disana aku menggunakan jilbab yang seperti aturan, banyak teman-temanq bertanya mengapa aku menggunakan jilbab yang besar. Lalu aku berusaha untuk menjelaskan mengapa hal itu ku lakukan sampai akhirnya mereka mengikuti apa yang ku lakukan.
Hal tersebut membuatku tidak menyerah walaupun aku tak bisa memasuki sekolah yang dulunya aku impikan tapi, itu tidak menyurutkan niatku untuk mengikuti remaja musholanya. Setiap ada tabliq akbar aku berusaha mengikutinya walau aku tidak sekolah disana. Perjuangan untuk berkerudung taklah semudah membalikan telapak tangan karena benar butuh pengorbanan,tekat dan materi. Sebab saat aku memulai untuk berjilbab aku harus membeli dari nol. Mulai dari baju lengan panjang,jilbab dan aksesoris jilbab. Bukan hanya hal tersebut menjadi tantangan ku namunun banyak orang dari teman di sekolah sampai tetangga berusaha melemahkan tekadku. Mereka selalu menyindirku dengan kata-kata” buat apa pkai jilbab jika tingkah laku belum benar”. Aku sering menagis dalam hati mendengar kata-kata itu. Aku sadari diriku tak sebaik dan sesoleha wanita muslimah. Namun, aku hanya mencoba untuk melaksanakan kewajibanku sebaigai wanita muslimah. Aku selalu menguatkan hatiku dengan kata-kata bahwa berbuat baik itu memiliki tantangan yang besar. Aku pun menggunakan jilbab tak berarti aku dijamin adalah orang yang memiliki akhlak karimah tapi setidaknya dengan menggunakan jilbab menguurangi dosaku.
Jilbab merupakan polisi diriku. Aku meyakini bahwa jilbabku selalu melindungiku dari segala perbuatan maksiat dan kejahatan. Kemanapun aku pergi aku tak pernah takut karena aku punya polisi dalam diriku. Walupun kata orang wanita itu lemah. Namun, aku yakin wanita berjilbab adalah wanita yang kuat karena dia bisa melindungi dirinya dari makssiat yang ada dimana-mana.
Memasuki unrampun cita-cita terbesarku adalah mengikuti LDK seperti yang di ikuti oleh kakak-kakakku. Ternyata kali ini Allah meridhoi aku masuk di Unram dan pertamakali aku menginjakkan kakiku di unram. Kak hida pun sudah mengajakku untuk suroq LDK saat itu. Aku sangat bahagia melihat di sekitarku adalah wanita-wanita calon penghuni surga.yang selama ini aku sangat merindukan lingkungan seperti ini. Semangatku mengebu-gebu untuk selalu mengikuti acara-acara ataupun kajiannya.  Walaupun sampai saat ini aku belum seutuhnya menjadi jilbaber yang baik. Tapi aku yakin jalan yang ku pilih ini akan mampu mengantarkanku dan menunjukiku yang terbaik. Sehingga suatu saat nantik aku bisa menjadi akhwat yang sesunggunya dan mendapat ridho Allah SWt.
For this time I believe LDK and Al-khafi can guided me from all the wrong ways.  Cz I feel LDK and Al-Khafi  will give me some sunshine to find the right way. InsyaAlloh…  ^_^

3 komentar: